PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan
dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi
pemasaranyang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat
perusahaan memberikan diskon untuk
menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat
keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam halpemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide
di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan
juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan
produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam
penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.
Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan
ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi
dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk
memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta
dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan
teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.
Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan
mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan
dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi
marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving
rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan
memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut
pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang
dihadapi perusahaan tersebut.
Roda analisis konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang
digunakan pemasar untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen
agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda
analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan
perilaku.
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya
kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini,
dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen
pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang
didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat
untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar
daripada pembayaran yang dibuat.
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
sumber :
http://she2008.wordpress.com
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
sumber :
http://she2008.wordpress.com
ELASTISITAS HARGA
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah
yang diminta konsumen, akibat adanay perubahan tingkat barang. Dengan kata lain
elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang
diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga
0 komentar:
Posting Komentar